Bijikopi hanya dapat tumbuh di Hawai, membuatnya menjadi satu-satunya negara bagian yang tidak harus mengimpor kopi.8. Orang Eropa paling banyak menyukai kopi. Eropa bertanggung jawab sebagai pengimpor terbesar kopi, sementara Brazil sebagai eksportir terbesar.Penulis: Selma Intania Hafidha/Tyas Titi Kinapti, Hot Liputan6, published 26/5/2020 Didaerah dengan ketinggian 700-1500 meter jenis tanaman yang dibudidayakan antara lain adalah kopi, teh, kakao, tembakau, kina, dan lain sebagainya. Di daerah dengan ketinggian 1500-2500 meter jenis tanaman yang di budidayakan antara lain adalah pinus, dan pohon cemara. KopiArabica hanya di tanam pada ketinggian 700 - 1800 m dpl pada suhu 16 - 20 derajat celcius untuk mendapatkan kualitas terbaiknya. Negara penghasil kopi Arabica adalah Brazil, Kolombia, Peru, Venezuela, Paraguay, Bolivia, Costa Rica, Nicaragua, Puerto Rico, Hawaii, Yaman, Papua Nugini, Kenya, Zambia, Zimbabwe, Ethiopia Tanzania dan Salahsatu buktinya adalah perkebunan kopi di Brazil, tanpa sistem irigasi kopi yang diproduksi hanya sebanyak 1500 kg/Ha, setelah sistem irigasi digunakan hasil produksi meningkat menjadi 6000-7000 kg/Ha. (Windy) TanamanKopi adalah komoditi penting bagi masyarakat di desa Watu watu kec.Sabulakoa, namun sangat ironi jika berkunjung ke kebun kebun kopi masyarakat, kopi dibiarkan tumbuh tanpa jarak tanam, rimbun, cabang wiwilan tanpa pemangkasan, menurut mereka toh kopi akan berbuah juga tanpa dipelihara, sementara jika dilakukan budidaya yang benar produksi kopi masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Catatan Darmawan Masri* Mantra kupi Gayo “Wo Siti Kewe kunikahen ko urum kuyu, wih kin walimu, tanoh ken saksimu, lo ken saksi kalammu.” “Jadi petani itu kita ubah sekarang prinsipnya, petani keren dengan cara-cara baru untuk meningkatkan produksi,” kata Owner Asa Coffee Gayo, Armiyadi. Kopi nafas ekonomi masyarakat Gayo. Begitulah memang adanya. Hampir 95 persen masyarakat Gayo Aceh Tengah dan Bener Meriah serta sebagian Gayo Lues, bergantung hidup dari tanaman kopi. Soal cita rasa juga tak perlu diragukan lagi. Kini, kopi Gayo menjelma menjadi kopi terbaik di dunia. Berbicara harga, juga tentunya berbeda dengan kopi-kopi lain di dunia. Hanya saja, sistem perkebunan kopi di Gayo sendiri yang perlu diperbaiki. Saat ini, rata-rata produksi petani kopi Gayo, hanya menghasilkan 750 Kg grean bean perhektar, dengan nilai taksiran ekonomi hanya 40 sampai 45 Juta persekali musim panen. Sangat jarang, petani di Gayo mampu menghasilkan 2 ton grean bean untuk sekali musim panen. Jika melihat di negara penghasil kopi lain, Brazil minsalnya. Produksi kopinya menang jauh dari petani di Gayo. Perhektar permusim panen, petani di Brazil bisa menghasilkan 5 ton grean bean. Secara tekstur tanah, Gayo jauh lebih subur dibandingkan di Brazil. Kenapa demikian mencoloknya produksi kopinya? Nah, ini yang menjadi perhatian serius dari salah seorang petani kopi di Gayo, Armiyadi. Ia pun, kini mulai meniru pola tanam di Brazil, untuk dikembangkan di Gayo. Saat bincang-bincang bersama owner Asa Coffee Gayo ini mengatakan, dirinya tengah meniru pola tanam sistem pagar, yang sudah lama digalakkan di Brazil. “Sistem pagar ini di Brazil sudah lama, sementara di Gayo ini baru. Dan kita sudah lakukkan saat ini,” kata Armiyadi. Berbekal tanah kebun 2 hektar di kawasan Atu Gajah Reje Guru, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, Armiyadi kini mengembangkan model tanam sistem pagar. Ia bercerita, di dua hektar tanah tersebut dia kini menenami kopi dengan sistem pagar. “Satu hektar kini sudah mulai berbuah, saya tanami jaraknya 80 x 80 cm untuk satu batang kopi dengan jarak baris 3,75 meter. Satu hektar di jarak ini, ada 3300 batang kopi,” kata Armiayadi. Satu hektar lainnya, Armiyadi kemudian menanami dengan jarak 80 x 80 cm untuk satu batang kopi dengan jarak baris 3 meter. Alhasil, dirinya dalam satu hektar terdapat 4000 batang kopi. Populasi kopi perhektar ini, menurut Armiyadi jauh lebih baik dua kali lipat dari model tanam konvensional yang selama ini ditanami oleh petani kopi Gayo. “Jika melihat pola konvensional yang diajarkan leluhur kira dulu, pola tanam jarang dengan populasi hanya 1800 batang perhektarnya. Model ini, jauh kalah banyak dua kali lipat jika menggunakan model taman sistem pagar,” ungkapnya. Ia pun kemudian, menamai kebunnya tersebut dengan kebun model. Kenapa demikian, ia berasalah belum layak untuk menamai kebun dengan pola tanam sistem pagar sebagai kebun contoh. “Artinya, disini kita masih sekolah. Makanya sebutin dulu kebun model. Model mana yang nanti produksinya bagus, baru kita namai kebun contoh. Karena dalam 2 hektar lahan yang kini sudah ditanami, ada beberapa model yang diterapkan. Contoh, ada pakai naungan ada yang tidak,” kata Armiyadi. Ia pun mengaku, terinspirasi dari pola tanam sistem pagar di Brazil. Hasil yang melimpah, dengan tanah yang tidak begitu subur, menjadi faktor dirinya berpikir, kenapa tidak pola tanam seperti itu dikembangkan di Gayo. “Dan tentunya, masih banyak kajian-kajian yang harus dilakukan, namanya juga sekolah, ya harus belajar kan,” tukasnya. Armiyadi saat menjelaskan sistem tanam pagar ke petani yang berkunjung ke kebun kopi miliknya. Ist Dikatakan lagi, pola tanam sistem pagar dari segi biaya juga lebih irit. Ia mencontohkan, untuk 4000 batang kopi, jika ditanam dengan pola tanam konvensional, maka dibutuhkan lahan sebanyak 2 hektar. Sementara untuk sistem pagar, 4000 batang hanya ditanam di lahan seluas satu hektar saja. “Coba kita perhatikan, untuk ongkos babatnya saja. Satu hektar minsalkan, 1 juta. Kita punya 4000 batang kopi di lahan 2 hektar, kita harus keluarkan uang 2 juta kan. Kalau sistem pagar, 4000 batang kita tanam di lahan 1 hektar, dan biaya babatnya hanya satu kan. Jauh lebih hemat,” jelas Armiyadi. Dengan pola taman yang rapat, sistem pagar katanya lagi, tidak mengenal sistem pemangkasan. Ia menyebut, sistem pagar ini disebut juga sebagai kebunnya orang malas. Kata dia, dari segi biaya pemangkasan kopi juga membutuhkab biaya yang tidak sedikit. Sementara dengan sistem pagar, biaya pemangkasan tidak perlu dikeluarkan. Dari segi produksi, jika melihat dengan kebun kopi di Brazil, Armiyadi beranggapan sistem pagar harusnya juga bisa meningkatkan hingga 5 kali lipat produksi kopi di kebun konvensional perhektarnya. “Kenapa itu bisa terjadi, karena populasi kopi perhektarnya lebih banyak dari sistem tanam konvensional. Otomatis meningkat,” ucap dia. “Di sistem pagar ini, kita hanya mengandalkan cabang lurusnya saja Gayo cabang selalu,” tambah Armiyadi. Sejauh mana cabang lurus dari kopi bisa bertahan, menurut Armiyadi, bisa sampai 8 hingga 12 tahun. Artinya, dalam kurun waktu itu, tanaman kopi harus diganti. “Pola sistem pagar ini, memang tidak bertahan lama hingga puluhan tahun seperti pola tanam konvensional. Hanya saja, kita dapat menggantinya dengan cepat, di ruang yang jaraknya tadi 3 meter lebih. Tanami lagi, dengan sistem pagar,” katanya. “Sebelum kopi yang sudah berusia 8 atau 12 tahun ditebang, yang kita tanam itu sudah belajar untuk berbuah. Jadi dia tidak putus. Begitu terus siklusnya,” tambahnya. Selain, dari produksi yang meningkat dan hemat biaya, sistem pagar juga memudahkan aksesibilitas petani. Pola pengerjaan yang gampang, dan ruang gerak yang bebas. Lebih-lebih, baris antar kopi juga tertata dengan rapi dan indah. Menurut Armiyadi, untuk menyamai produksi dengan sistem pagar di Brazil, juga dibutuhkan pendukung berupa laboratorium untuk menguji unsur hara tanah. “Di Brazil, para petani dengan mudah dapat menguji unsur hara apa yang kurang di kebun kopinya. Nah, ini yang menjadi kendala kita di Gayo, tidak punya lab untuk menguji itu. Ke depan semoga ada,” harapnya. Dari sisi pemanenan, sistem pagar juga lebih efektif meski masih mengandalkan tenaga manusia. “Di Brazil, yang pakai mesin itu, perusahaan besar, bukan petani seperti di kita ini. Kalau petani disana, juga masih pakai tenaga manusia untuk memanennya,” jelasnya. “Artinya apa, kalau memanennya itu urusan ke 18 saya kira. Saat ini, target kita bagaimana caranya produksi kopi seperti yang di Brazil itu bisa pindah ke tanoh Gayo dulu,” kata dia. Lebih lanjut disampaikan, pola pikir dari masyarakat Gayo juga perlu diubah. Makanya, dia kini mengkampanyekan, petani keren untuk membakar semangat generasi muda di tanoh Gayo tersebut. “Artinya apa, saat ini kita harus berfikir kenapa Brazil bisa, kita disini tidak. Harus ubah dulu mindset kita, kalau model pagar ini lebih menghasilkan, kenapa harus memperrtahankan yang konvensional,” tegasnya. Kebun milik Armiyadi dengan pola tanam sistem pagar dilihat dari udara. Ist “Jadi petani itu harus keren, itu yang harus ditanamkan ke generasi muda kita yang saat ini mindsetnya masih bercita-cita jadi ASN. Maka, dikebun model ini saya sengaja buat, rumah kebunnya Gayo Jamur yang keren juga,” tambahnya. Begitu juga dari penghasilan, jika selama ini berkebun kopi banyak yang menjadikan penghasilan tambahan, maka harus di ubah dengan dengan penghasilan utama. Dengan apa? Armiyadi mengatakan, dengan meningkatkan produksinya. “Lalu, timbul pertanyaan. Di Brazil iklimnya beda dengan di Gayo. Ya memang benar, di Brazil punya iklim tegas. Musim kemarau dan hujan terdapat pemisah. Maka dari itu, kopi disana sekali berbunga, dan panen 3 kali, panen awal, pertengahan dan akhir. Dengan cepat bisa diketahui produksinya pertahun berapa,” ujarnya. “Di Gayo iklimnta berbeda menang, kopi tidak berbunga sekalian. Panennya pun bisa sampai 10 kali dalam satu musim. Itu tidak menjadi kendala saya kira. Yang harus kita lakukan saat ini belajar dan belajar, kalau memang pola ini produksinya meningkat, kenapa harus pertahankan yang lama,” demikian timpal Armiyadi. [] Comments comments – Media Online atau media siber secara umum adalah saluran komunikasi yang terjadi secara online melalui situs web di … Selengkapnya – Opioid adalah salah satu obat pereda rasa sakit yang banyak digunakan dalam dunia kedokteran. Namun, seperti obat-obatan lain, … Selengkapnya – Hama merupakan organisme yang dianggap merugikan dan tidak diinginkan keberadaannya dalam kegiatan sehari-hari manusia. Meskipun istilah ini berlaku … Selengkapnya – Laparotomi adalah prosedur medis yang bertujuan untuk membuka dinding perut untuk mendapatkan akses ke organ perut yang memerlukan … Selengkapnya – Soap adalah Simple Object Access Protocol yaitu standar untuk bertukar pesan-pesan berbasis XML melalui jaringan komputer atau jalur … Selengkapnya – Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah senyawa nonkarbohidrat … Selengkapnya – Peta adalah gambaran umum konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang dikurangi hingga skala tertentu dan dilengkapi dengan … Selengkapnya – Pterigium atau yang juga dikenal dengan istilah surfer’s eye adalah penyakit di mana selaput di mata putih menjadi … Selengkapnya – VSAT adalah singkatan dari Very Small Aperture Terminal. VSAT adalah antena parabola kecil yang menggunakan satelit untuk jalur … Selengkapnya – Trust adalah Peleburan dari berbagai badan usaha menjadi 1 perusahaan baru yang akan dibentuk Maupun untuk mendapatkan kekuatan … Selengkapnya Kopi termasuk salah satu komoditas perkebunan yang menggiurkan. Bukan sekadar pada level nasional, melainkan juga di level internasional. Pada level nasional, kedai kopi mudah dijumpai di setiap daerah di Indonesia. Sebagian besar menggunakan produk petani / pembudidaya lokal, inilah yang membuat kaum muda tertarik untuk membudidayakan tanaman kopi karena memberi impact’ pada kultur lokal. Sementara untuk internasional, potensi ekspor kopi sangat luar biasa dan peluangnya terbuka lebar. Konsumen terbesar kopi dunia adalah masyarakat Eropa dan Amerika Utara, termasuk AS. Nah, untuk memajukan industri kopi indonesia untuk dunia, penanaman kopi haruslah baik dan benar agar menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu biji kopi pilihan dengan cita rasa tinggi. Apa saja hal-hal yang wajib diperhatikan? Simak sampai habis. 1. Pilih Jenis Biji Kopi Hal pertama yang harus diperhatikan adalah memilih biji kopi berkualitas. Ini harus dimulai dari penentuan spesies / jenis dan varietasnya. Kopi merupakan tanaman tahunan, dengan umur produksi bisa mencapai 20 tahun. Karena itu, perlu dipikirkan untuk memilih bibit berkualitas. Sebab produksinya jangka panjang serta harus selalu menjaga kualitas produk akhirnya. Tanaman kopi terdiri atas puluhan spesies / jenis, tapi yang paling terkenal hanya empat, yaitu Kopi arabika Coffea arabica Paling disukai, karena rasanya dinilai terbaik. Buah yang matang berwarna merah terang. Rendemen persentase produk akhir dan hasil panen sekitar 18-20%. Kopi robusta Coffea canephora Lebih cepat panen daripada arabika. Buah berbentuk membulat. Warna merahnya cenderung gelap. Rendemen lebih tinggi 22%. Harga lebih murah daripada arabika. Kopi liberika Coffea liberica Pamornya masih kalah dari arabika dan robusta. Tapi bisa tumbuh baik di dataran rendah. Ukuran buahnya tak merata, dan rendemennya sangat rendah 12%. Kopi excelsa Coffea excelsa Bisa tumbuh subur di dataran rendah dan dataran tinggi, bahkan di lahan gambut. Tahan terhadap kekeringan. Kulit buahnya lembut, sehingga mudah dikupas. Di 2006, excelsa dianggap sebagai bagian dari liberika. Apapun pilihannya, Anda harus segera beraksi. Siapkan benih berkualitas! Benih bisa diperoleh melalui dua cara, yakni Pembiakan generatif menyemai biji. Pembiakan vegetatif setek, cangkok, okulasi, dan kultur jaringan. Kita fokus ke pembiakan generatif. Sebab cara ini lebih mudah dan menjadi pilihan sebagian besar petani kopi di Indonesia. Selain itu, bibit yang dihasilkan dari biji kopi mempunyai beberapa keunggulan. Misalnya, akar tunjang akan tumbuh sempurna. Dampaknya, tanaman kopi menjadi lebih kokoh. Anda bisa membeli bibit / benih kopi dalam bentuk biji di toko pertanian. Lebih aman apabila membeli dari balai penelitian pertanian / perkebunan terdekat. Soalnya sudah melalui seleksi ketat. 2. Seleksi Calon Benih Kopi Setelah memilih jenis biji kopi, seleksi alias pilah mana biji yang baik dan mana yang buruk. Berikut beberapa kriteria penilaiannya. Carilah tanaman induk dari rekan atau relasi yang lebih dulu menjadi petani kopi. Pilihlah tanaman induk yang sehat, tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jika memungkinkan, tanaman induk berasal dari hasil persilangan pertama F1. Dari tanaman terseleksi tersebut, petik buah kopi berwarna merah dan sudah masak. Sebab buah kopi yang sudah masak memiliki cadangan nutrisi yang cukup untuk proses perkecambahannya nanti. Buah kopi diseleksi. Pilihlah yang masak sempurna, mulus tidak cacat, dan berukuran normal. Buah kopi hasil seleksi akan menjalani proses pembenihan, dengan tahapan sebagai berikut Kupas kulit buahnya, tapi jangan sampai ke kulit tanduk. Caranya, masukkan buah kopi ke dalam karung goni. Celupkan karung ke dalam air hingga basah semua. Angkat karung dan injak-injak. Ini akan membuat kulit buah terkelupas dengan mudah. Cuci biji kopi hingga bersih. Untuk menghilangkan lendirnya, gosok dengan abu. Rendam semua biji kopi dalam air. Buang biji yang mengapung, karena tidak lagi mengandung sel benih. Pilih biji-biji dengan ukuran hampir seragam. Jadi, buang biji yang berukuran terlalu kecil maupun terlalu besar. Pastikan biji kopi terseleksi memiliki bentuk sempurna dan mulus tidak cacat. Selanjutnya, keringkan biji dengan cara dianginkan selama 1-2 hari. Jangan dijemur di bawah sinar matahari secara langsung. Setelah itu, biji-biji kopi direndam dalam laturan fungisida anti-jamur sekitar 5 menit. Perhatikan dosis dan aturan pakainya, sesuai dengan mereknya. Jika tak langsung digunakan, biji bisa disimpan di tempat gelap, kering, dan sejuk. Tapi penyimpanan bisa menurunkan kualitas benih. Jika disimpan lebih dari 6 bulan, hanya 60-70% biji yang bisa tumbuh menjadi benih tanaman. Jika segera disemaikan, peluang tumbuh bisa mencapai 90-100%. 3. Semai Biji Kopi Kini saatnya menyemai biji kopi. Bagaimana caranya? Berikut panduannya Pilihlah tempat / lokasi persemaian yang dinaungi pohon peneduh. Buat bedengan dengan lebar 1 meter panjang menyesuaikan kondisi lahan. Bedengan dilapisi pasir halus setebal 5-10 cm. Untuk menghindari jamur, taburi bedengan dengan furadan. Bisa juga disiram larutan fungisida secukupnya. Biji-biji kopi hasil seleksi dibenamkan berbaris ke bedengan. Kedalamannya sekitar 0,5 – 1 cm. Buat larikan yang rapi. Jarak tanam 5 cm antar-larik dan 3 cm antar-baris dalam larikan 3×5. Saat dibenamkan, bagian punggung biji kopi menghadap ke atas. Biji kopi bisa ditanam dengan atau tanpa lapisan tanduk. Sebagian petani sering melepas kulit tanduk, dengan tujuan mempercepat proses perkecambahan. Untuk menjaga kelembaban, letakkan potongan jerami atau alang-alang yang berfungsi sebagai mulsa / penutup bedengan. Proses penyemaian ini harus rajin dipantau. Siram bedengan dua kali sehari pagi-sore. Di dataran tinggi yang berhawa sejuk, biji kopi mulai berkecambah pada umur 4-8 minggu. Tapi pada dataran rendah kopi liberika dan excelsa, biji bisa berkecambah lebih cepat 3-4 minggu. Ketika baru berkecambah, bagian kepalanya terlihat seperti biji bulat. Ini disebut fase serdadu. Pada fase ini, kecambah seperti berhenti tumbuh. Satu bulan kemudian, bagian kepala mulai merekah dan muncul lembar daun kecil. Jika sudah tumbuh dua lembar daun kecil, benih memasuki fase kepelan umur 2-3 bulan. Pada fase ini, benih bisa dipindah ke media lain, misalnya polybag. 4. Persiapkan Lahan Tanam Persiapan lahan mestinya dilakukan jauh-jauh hari sebelum Anda siap menanam benih kopi. Bahkan kalau lahan belum memiliki tanaman peneduh, seharusnya Anda menanamnya 2-4 tahun sebelum memulai budidaya kopi. Berbeda dari budidaya kentang yang tidak membutuhkan pohon peneduh, tanaman kopi justru sangat membutuhkannya. Fungsi pohon peneduh untuk mengatur intensitas sinar matahari yang masuk, karena tanaman kopi tidak suka sinar matahari yang penuh dan intens. Pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya kopi misalnya dadap, lamtoro, sengon, Selain melindungi tanaman kopi, pohon peneduh bisa menjadi sumber pupuk kendang melalui daun-daunnya yang berjatuhan. Lamtoro memiliki pertumbuhan cepat, sekitar 2 tahun sudah besar. Sementara pohon sengon memerlukan waktu 4 tahun agar benar-benar mampu melindungi tanaman kopi. Persiapan lahan lainnya adalah memeriksa derajat keasaman pH tanah. Ini tergantung spesies tanaman kopi yang mau dibudidayakan. Kopi arabika tumbuh subur pada tanah dengan pH 5 – 6,5. Kopi robusta akan tumbuh subur pada tanah dengan pH 4,5 – 6,5. 5. Pindahkan Kopi ke Polybag Jika lahan sudah siap, dan biji telah berkecambah pada fase kepelan, kini saatnya memindahkan ke polybag. Siapkan tempat pembibitan yang beratap paranet satu lapis. Ini untuk mencegah terik matahari dan air hujan secara langsung. Siapkan polybag, lalu diisi media tanam yang terdiri atas 1 bagian pasir, 2 bagian kompos dan 2 bagian tanah. Letakkan polybag dalam tempat pembibitan. Pindahkan benih kopi ke dalam polybag. Caranya dengan mencungkil tanahnya, bukan mencabut akarnya. Pencabutan bisa merusak akar benih kopi yang baru tumbuh. Pada tahap ini sekaligus lakukan sortasi benih. Pilihlah benih yang berakar lurus. Kalau tidak lurus biasanya akan tumbuh kerdil. Singkirkan pula benih yang kerdil; pertumbuhannya lebih lambat daripada benih-benih lainnya. Letakan polybag berbaris, dengan jarak 1 meter, untuk memudahkan perawatan. Bibit tanaman dalam polybag harus dirawat kontinyu, termasuk melakukan penyiraman 1-2 kali sehari, tergantung kelembaban tanah. Agar tumbuh subur, bibit diberi pupuk pada bulan ke-3. Pemupukan bisa menggunakan campuran kotoran sapi, air, dan urea rasio 10101. Dosisnya sekitar 1 batok kelapa / tanaman setiap minggu. Jika sudah berumur 8-9 bulan, bibit kopi bisa ditanam di area perkebunan. 6. Tanam Kopi di Lahan Jika lahan, pohon peneduh, dan bibit sudah siap, apa langkah selanjutnya? Pindahkan bibit dari polybag ke dalam lubang tanam pada areal perkebunan yang sudah disiapkan. Perhatikan hal-hal penting berikut ini Jarak tanam sebaiknya 2,75 × 2,75 m2 untuk robusta atau 2,5 × 2,5 m2 arabika. Perhatikan pula ketinggian lahan. Makin tinggi lahan, makin renggang jarak tanamnya. Makin rendah lahan, makin rapat jarak tanamnya. Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm3, dan sudah sudah dibuat 3-6 bulan sebelum penanaman. Ketika menggali lubang, pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah. Biarkan lubang tanam terbuka. Dua bulan sebelum penanaman, tanah galian bagian bawah dicampur dengan 200 gram belerang dan 200 gram kapur. Kemudian masukkan ke dalam lubang tanam. 1 bulan sebelum bibit ditanam, campurkan tanah galian bagian atas dengan 20 kg pupuk kompos, dan masukkan ke dalam lubang tanam. Ambil bibit kopi yang ada di polybag. Untuk mengurangi penguapan, pangkas daun-daun hingga tersisa 1/3 saja. Kini saatnya memindahkan bibit kopi ke lubang tanam. Sebelumnya, gali sedikit lubang tanam, agar seluruh perakaran bibit bisa masuk. Tutup lubang agar tanaman berdiri kokoh. Jika perlu, pasang beri ajir untuk menopang tanaman agar tidak roboh. 7. Siram Tanaman Kopi Sejak bibit ditanam di areal perkebunan, Anda harus rutin merawatnya. Pemeriksaan rutin bisa dilakukan dua kali per minggu. Pada masa awal umur penanaman 1-6 bulan, pemeriksaan bisa dilakukan minimal sebulan sekali. Salah satu bagian penting dalam perawatan tanaman kopi adalah penyiraman. Aktivitas ini bisa dilakukan secara berkala, meski tidak setiap hari. Tanaman kopi sebenarnya toleran dengan kondisi minim air. Namun, penyiraman tetap jangan dilupakan. Ini untuk memacu tumbuh-kembang tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman tanaman kopi dilakukan dua minggu sekali. Perlu diingat, air jangan sampai menggenang terlalu lama di sekitar batang tanaman. Hal ini bisa menyebabkan akar mudah busuk. 8. Lakukan Penyiangan Penyiangan juga dilakukan secara berkala. Dalam hal ini, daun-daun pada pohon peneduh bisa dipangkas sebagian, terutama pada musim hujan. Tujuannya agar tanah tidak terlalu lembab. Penyiangan juga dilakukan terhadap gulma, atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman kopi. Apalagi jika tanaman kopi masih berumur muda. Tujuan utama penyiangan yaitu memastikan bahwa tanaman kopi memperoleh makanan yang cukup dari humus atau unsur hara di dalam tanah. Jika tanaman liar dibiarkan, maka humus itu juga menjadi santapannya, sehingga mengurangi jatah bagi tanaman kopi. Akibatnya, tanaman kopi kekurangan zat makanan sehingga tak bisa tumbuh-kembang dengan baik. Lakukan penyiangan setiap dua minggu sekali, dan terus dilakukan hingga tanaman kopi sudah besar. Bersihkan gulma-gulma di bawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman kopi sudah besar, gulma-gulma yang dibersihkan bisa dimanfaatkan sebagai penutup tanah. 9. Lakukan Penyulaman Aktivitas lain yang perlu dilakukan dalam perawatan tanaman kopi adalah penyulaman. Apa itu penyulaman? Penyulaman adalah proses penggantian tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman baru. Ini penting dilakukan untuk mempertahankan jumlah pohon kopi dalam satu areal penanaman. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan benih kopi yang sama. Dengan perawatan lebih intensif, maka benih baru menjadi cepat tumbuh, dan segeralah semai tanaman yang sudah ada lebih dulu. 10. Beri Pupuk Untuk pemupukan, Anda memiliki dua opsi. Pertama, memakai pupuk buatan, dengan risiko produk mengandung residu bahan kimia seperti peptisida dan insektisida. Kedua, memakai pupuk kopi yang dapat menghasilkan produk, tanpa residu bahan kimia. Pupuk organik bisa diperoleh dengan cara membeli, baik dalam bentuk padat maupun cair. Jika enggan membeli, Anda bisa membuatnya sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kebun kopi. Misalnya sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung dan kulit buah kopi sisa pengupasan. Keduanya bisa diolah menjadi kompos atau pupuk kandang. Pupuk bisa diberikan 1-2 tahun sekali. Dosisnya sekitar 20 kg / tanaman. Buatlah lubang yang melingkari area sekitar tanaman. Masukkan kompos ke dalam lubang tersebut. Jika menggunakan pupuk buatan, caranya hampir sama. Tebarkan pupuk ke dalam lubang yang melingkari area sekitar tanaman. Ada perlakuan khusus apabila pH tanah kurang dari 4,5. Dalam hal ini, pupuk bisa dicampur 1/2 kg kapur. Tujuannya agar tanah tidak terlalu asam. Pemberian kapur dilakukan setiap 2-4 tahun. 11. Panen Kopi Jika dibudidayakan secara intensif, tanaman kopi jenis robusta mulai berbuah pada umur 2,5 – 3 tahun. Untuk kopi arabika, panen perdana bisa dilakukan saat tanaman berumur 3 – 4 tahun. Pemanenan dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Tanda buah sudah masak antara lain terjadi perubahan warna kulit buah, tergantung spesies kopinya sudah dijelaskan di bagian atas. Panen perdana biasanya belum banyak. Tetapi jangan khawatir, tanaman akan terus berbuah. Puncak produksi terjadi saat tanaman berumur 7 – 9 tahun. Periode pemanenan bisa berlangsung selama 4 – 5 bulan. Apabila pemetikan dilakukan hari ini, maka pemetikan berikutnya bisa dilakukan 10 – 14 hari kemudian. Begitu seterusnya sampai tanaman sudah tidak berbuah lagi dalam periode tersebut. 12. Distribusi Hasil Panen Kopi-kopi yang dipetik dari sejumlah tanaman pada hari yang sama dikumpulkan menjadi satu, kemudian dilakukan penyortiran sesuai dengan grade / kualitas. Pemanenan serta pengolahan pasca panen sangat menentukan kualitas kopi. Beberapa tahapan yang mesti dilalui usai pemanenan antara lain Sortasi Seleksi ketat berdasarkan kualitas buah kopi. Pengupasan kulit buah bisa menggunakan mesin pengupas pulper] tipe silinder. Bisa juga dilakukan secara tradisional rendam, angkat, injak-injak. Fermentasi Biasanya dilakukan untuk kopi arabika. Tujuannya menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di kulit tanduk biji. Pencucian menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel pada kulit tanduk. Pengeringan mengurangi kadar air dalam biji kopi yang semula 60 – 65% menjadi 12 %. Sortasi ulang kriteria ukuran, kemulusan, dan kebersihan. Penggudangan menyimpan biji kopi agar terjaga kualitasnya sebelum dipasarkan. Setelah melalui serangkaian proses tersebut, biji kopi siap didistribusikan ke konsumen. Siapa konsumen biji kopi? Karena lebih cepat terserap pasar, tengkulak sering menjadi sandaran utama para petani kopi. Tapi cara ini sangat tidak dianjurkan, karena pada akhirnya merugikan petani, karena dihargai sangat murah. Lebih baik bermitra dengan koperasi, atau membangun jaringan pemasaran sendiri. Pada era digital saat ini, jaringan network lebih mudah dibangun, termasuk dengan memanfaatkan media social atau membuat toko online. Silaturahmi dengan para pemilik kedai kopi, setidaknya masih dalam satu provinsi juga dapat dilakukan untuk memuluskan rantai pemasaran biji kopi. Jika sudah menguasai satu provinsi, bisa melangkah ke sejumlah provinsi. Kalau sudah dapat menguasai sejumlah provinsi, bisa memikirkan kemungkinan ekspor. Silakan diskusi dengan Dinas Perdagangan atau Kadin Kamar Dagang dan Industri di daerah masing-masing. 13. Rawat Pasca Panen Ketika tanaman kopi sudah mulai berbuah beberapa periode, Anda perlu mencermati cabang-cabang yang produktif dan tidak produktif. Cabang yang tak produktif, atau yang terkena hama dan penyakit, perlu dipangkas. Metode ini disebut pemangkasan produksi. Tujuannya agar tanaman hanya fokus menumbuhkan cabang produktif. Apabila pohon kopi mengalami penurunan produksi, Anda juga perlu melakukan pemangkasan. Metode ini disebut pemangkasan peremajaan. Ini bisa dilakukan setelah pemupukan susulan, untuk menjaga ketersediaan nutrisi. Itulah panduan mengenai cara menanam kopi untuk pemula. Semoga bermanfaat. Baca juga Cara Menanam Pisang

jarak tanam kopi di brazil