Dilansirdari Ensiklopedia, realisasi janji kemerdekaan kepada indonesia diwujudkan jepang dengan membentuk BPUPKI. [irp] Pembahasan dan Penjelasan. Menurut saya jawaban A. KNIP adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurutensiklopedia, realisasi janji kemerdekaan kepada indonesia diwujudkan jepang dengan membentuk bpupki. Kemudian saya sarankan Anda untuk baca pertanyaan selanjutnya yaitu Jaminan pemeliharaan pengadaan barang/jasa lainnya dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai? beserta kunci jawabannya. Kebutuhanpemerintah pendudukan Jepang di bidang militer terutama untuk melatih tingkat perwira di kalangan bangsa Indonesia diwujudkan dengan mendirikan Tentara Pembela Tanah Air (Peta). bagi pemuda untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Mereka membentuk gerakan pemuda dalam bentuk kelompok-kelompok seperti kelompok asrama Mahasiswa Padatanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai) dengan anggota berjumlah 21 orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis [1]terdiri berasal dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang AkhirnyaJepang tahu gerak nasionalis Indonesia betul-betul mendapat dukungan dari rakyat. Untuk itu Jepang sangat berat mempengaruhinya. Satu-satunya jalan bagi Jepang hanya dengan jalan membrikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, kaum nasionalis/pergerakan nasional Indonesia akan menjadi lunak. Tetapi melihat Jepang ini tidak berhasil. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. ruangguru Ilustrasi Mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia? - Mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia? Pertanyaan seputar 'mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia?' ada di halaman 130 dalam buku Sejarah kelas XI dalam Kurikulum Merdeka. Namun sebelum mengapa Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia, Anda harus tahu bahwa ketika pertama datang ke Indonesia pada 1942, Jepang menampilkan diri sebagai "saudara tua" yang akan membebaskan Indonesia dari imperialisme Barat. Rakyat Indonesia yang awalnya menyambut Jepang dengan gembira, belakangan tertipu. Jepang ternyata hanya memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan perangnya. Jepang berambisi menyatukan Indonesia di bawah Kekaisaran Jepang alih-alih memerdekakan Indonesia. Beruntung dalam perang melawan Barat, kemenangan Jepang tak bertahan lama. Dikutip dari Konflik Bersejarah - Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia 2013, posisi Jepang dalam perang makin terimpit pada 1944. Jepang pun berusaha meraih dukungan dari rakyat Indonesia. Selain membentuk berbagai organisasi dan menggaet tokoh nasional, Jepang juga memberikan janji kemerdekaan yang dikenal dengan Janji Koiso. Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944 mengucapkan pidato di muka parlemen Jepang yang antara lain menjanjikan pemberian kemerdekaan kepada India Timur Indonesia "di kemudian hari". Baca Juga Mengapa Selama Penjajahannya, Jepang Membagi Indonesia Menjadi Tiga Wilayah? PROMOTED CONTENT Video Pilihan - Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia didahului oleh rangkaian peristiwa seru bak kisah drama. Salah satunya adalah ketika Sukarno dan Mohammad Hatta, serta Radjiman Wediodiningrat, diterbangkan ke Dalat, Vietnam, untuk “menjemput” kemerdekaan yang dijanjikan oleh Abdullah, dikutip dari tulisan Selamat Ginting bertajuk “Aroma Kemerdekaan dari Dalat” yang dimuat Republika 12 Agustus 2014, mencatat bahwa ada tiga alasan mengapa Jepang merasa perlu mengajukan proposal mengenai janji kemerdekaan kepada bangsa pertama, demi menarik simpati rakyat Indonesia. Jika pasukan Dai Nippon benar-benar kalah dari Sekutu dan bangsa Indonesia merdeka, maka kemerdekaan itu bisa dianggap merupakan hadiah dari adalah untuk memperkuat politik Asia Timur Raya. Dukungan Indonesia dari sisi politik, sebagai sesama bangsa Asia, tentunya amat berguna bagi Jepang apabila nantinya memang dibutuhkan. Alasan yang ketiga adalah demi mendapatkan keuntungan dalam percaturan perang. Indonesia memiliki banyak sumber daya, baik alam, bahan-bahan baku, maupun tenaga kerja, yang bisa dimaksimalkan untuk membantu keperluan perang bagi pasukan Dai Nippon. Tegang Menuju Vietnam Sukarno, Hatta, dan Radjiman oleh pemerintah militer Dai Nippon dianggap sebagai tiga tokoh penting serta berpengaruh bagi rakyat Indonesia. Ketiganya juga merupakan personil utama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI. PPKI sebenarnya sudah dibentuk sejak 7 Agustus 1945, namun rinciannya akan ditegaskan di Dalat menegangkan ke Vietnam dimulai pada 8 Agustus 1945 jelang tengah malam. Penerbangan ke Dalat sengaja dilakukan secara rahasia lantaran gentingnya situasi kala itu. Memang, waktu tempuhnya tidak terlalu lama via jalur angkasa, tapi amat berbahaya. Pesawat Sekutu sewaktu-waktu bisa datang untuk Bandara Kemayoran, pesawat yang membawa tiga bapak bangsa Indonesia dengan kawalan beberapa perwira Jepang itu tidak langsung ke Vietnam. Tanggal 9 Agustus 1945 menyongsong pagi, dikutip dari buku Kembali ke Jatidiri Bangsa 2002 karya Djon Pakan, pesawat mendarat di Singapura untuk singgah sejenak sembari memantau situasi. Keputusan transit sehari di negeri singa ternyata pilihan tepat. Di hari yang sama, Kota Nagasaki di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat, mengulang kejadian serupa yang telah menimpa Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Perjalanan diteruskan pada esok hari tanggal 10 Agustus 1945. Beberapa jam kemudian, tibalah pesawat yang menopang nasib bangsa Indonesia tersebut di Saigon, Vietnam, dengan selamat. Sehari itu, rombongan kecil dari Indonesia beristirahat di Saigon sekarang bernama Ho Chi Minh, sebelum melanjutkan penerbangan. Hatta dalam Memoir 1979 menyebut bahwa jarak antara kota terbesar di Vietnam itu menuju ke Dalat sekitar 300 kilometer ke arah 11 Agustus 1945, perjalanan dilanjutkan ke Dalat dan tiba di hari yang sama. Sukarno, Hatta, dan Radjiman beserta rombongan harus menunggu keesokan hari sesuai jadwal pertemuan dengan Marsekal Hisaichi Terauchi. Infografik Mozaik Indonesia Merdeka Bukan Hadiah Jepang. Marsekal Terauchi Perjumpaan dengan pemimpin militer tertinggi Jepang untuk kawasan Asia Tenggara itu pun terjadi pada 12 Agustus 1945. Marsekal Terauchi, yang juga anak sulung Perdana Menteri Jepang Terauchi Masatake, membeberkan alasan mengapa memanggil Sukarno, Hatta, dan Radjiman ke Bung Karno dan kawan-kawan, Terauchi mengakui bahwa pihaknya memang sedang di ujung tanduk. Leburnya Hiroshima dan Nagasaki, serta rentetan kekalahan di sejumlah front Perang Asia Timur Raya menjadi pertanda kuat bahwa Jepang tak lama lagi bakal kata Terauchi, Indonesia harus segera bersiap-siap merdeka, dan itu menjadi tugas Sukarno, Hatta, Radjiman, serta para anggota PPKI untuk mempersiapkannya. “Kapanpun bangsa Indonesia siap, kemerdekaan boleh dinyatakan,” janji Terauchi. Kendati begitu, seperti diungkap Sumarmo dalam Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1991, pemerintah Jepang menyarankan agar kemerdekaan Indonesia dinyatakan setidaknya tanggal 24 Agustus 1945. Menurut Terauchi, perlu waktu untuk melakukan berbagai persiapan sebelum proklamasi kemerdekaan sempat bertanya, “Apakah sudah boleh bekerja sekitar 25 Agustus 1945?” "Silakan saja, terserah tuan-tuan," jawab Marsekal Karno dan kawan-kawan tampaknya setuju dengan tawaran kemerdekaan dari Jepang tersebut. Hatta bahkan sempat mengungkapkan perasaannya atas janji Terauchi itu. “Sesudah berjuang sekian lama untuk mencapai Indonesia merdeka, ternyata terwujud hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun saya, 12 Agustus,” tulis Hatta dalam Memoir 1979.Rencana Kemerdekaan Dalam pertemuan itu, seperti dikutip dari buku Konflik di Balik Proklamasi BPUPKI, PPKI, dan Kemerdekaan yang ditulis St Sularto dan Dorothea Rini Yunarti, Terauchi juga menyampaikan rincian 21 anggota PPKI yang telah disusun oleh pemerintah Dai menunjuk Sukarno dan Hatta masing-masing selaku ketua, wakil ketua, dan penasihat. Sedangkan Radjiman sebagai anggota bersama 18 orang lainnya termasuk, Kiai Haji Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Teuku Mohammad Hasan, Sam Ratulangi, I Gusti Ketut Puja, Johannes Latuharhary, Yap Tjwan Bing, dan sejumlah nama lagi. Jajaran anggota PPKI ini tidak hanya berasal dari Jawa saja, melainkan juga dari pulau-pulau lain. Rinciannya 12 orang dari Jawa, 3 orang Sumatera, 2 orang dari Sulawesi, masing-masing 1 orang dari Kalimantan, Nusa Tenggara Sunda Kecil, dan Maluku, serta 1 orang wakil golongan keturunan Terauchi memang meyakinkan dan tampaknya benar-benar akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia jika waktunya tiba. Ia bahkan menyampaikan selamat atas kemerdekaan yang tidak lama lagi bakal jamuan makan dan acara minum teh bersama, pertemuan itu pun diakhiri. Sukarno, Hatta, dan Radjiman bersiap pulang. Mereka tidak sabar ingin segera mengabarkan hasil kesepakatan dengan Terauchi yang berisi janji kemerdekaan untuk bangsa tanah air nanti, justru muncul rangkaian polemik sebelum Indonesia benar-benar merdeka pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini bukanlah hadiah dari Jepang seperti yang dijanjikan Terauchi serta sempat diterima dengan senang hati oleh Bung Karno dan kawan-kawan. - Humaniora Penulis Iswara N RadityaEditor Nurul Qomariyah Pramisti Jakarta - Latar belakang dibentuknya BPUPKI bermula dari janji Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso untuk memperkenankan kemerdekaan bagi Indonesia. Koiso mengemukakan janji kemerdekaan bagi Indonesia di depan sidang parlemen Jepang Teikoku Ginkai pada 7 September pengumumannya, Koiso mengatakan bahwa Kekaisaran Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Hindia Timur Indonesia, "To Indo no jori dokuritu," atau "Indonesia sanggup merdeka sekarang."Janji kemerdekaan oleh Jepang diikuti dengan diperbolehkannya bendera merah putih dikibarkan, tetapi masih harus berdampingan dengan hinomaru, bendera Jepang, seperti dikutip dari buku IPS Terpadu Jilid 2B oleh Y. Sri Pujiastuti, Haryo Tamtomo, dan N. belakang dibentuknya BPUPKI adalah sebagai upaya Jepang agar Indonesia tidak melakukan perlawanan terhadap Jepang dan turut membantu Jepang melawan Sekutu. Sebab, pada Juni 1944, angkatan perang Amerika Serikat atau pihak Sekutu memukul mundur angkatan perang Jepang di Saipan, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Jepang di atas menunjukkan bahwa seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik mulai dapat dikalahkan. Peristiwa tersebut diikuti oleh peletakan jabatan Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo, sehingga digantikan oleh Koiso terkait kemerdekaan Indonesia diikuti oleh pengumuman pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Dokuritsu Junbi Chosakai yang disingkat BPUPKI. Pengumuman ini disampaikan 1 Maret 1945 oleh pemerintah pendudukan Jepang di Jawa melakui Balatentara XIV, Jenderal Kumakichi BPUPKI yaitu untuk mempelajari hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia merdeka. Pembentukan BPUPKI merupakan langkah Jepang untuk memperlihatkan realisasi janji kemerdekaan yang diucapkan pemerintah Jepang. Timbal balik yang diharapkan dari pembentukan BPUPKI yaitu Indonesia harus membantu pemerintah Jepang dalam melawan 1 April 1945, pengangkatan para anggota BPUPKI diumumkan. Upacara peresmiannya dilaksanakan pada 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In di Jalan Pejambon Jakarta. Simak Video "Penembakan di Jepang Satu Tentara Tewas, Pelaku Ditangkap" [GambasVideo 20detik] twu/nwy - Tanda-tanda kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik mulai terlihat pada tahun 1944. Amerika Serikat mampu mendesak angkatan laut Jepang di kawasan samudera Pasifik. Kondisi tersebut membuat Jendral Kiniaki Kaiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia pada bulan September Indonesia diperbolehkan untuk mengibarkan bendera merah putih di samping bendera Jepang. Selain itu, rakyat Indonesia juga diperbolehkan untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya setelah lagu kebangsaan Jepang. Tindakan tersebut dilakukan oleh Jepang agar rakyat Indonesia bersedia membantu mempertahankan posisi militer Jepang atas serangan Sekutu. Dalam buku Perang Pasifik 2001 karya PK Ojong, pada bulan Maret 1945, kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik sudah di depan mata. Baca juga Latar Belakang Jepang Membentuk BPUPKILetjen Kumakici Harada memutuskan untuk membentuk Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerekaan Indonesia BPUPKI. BPUPKI mempunyai 60 anggota dari tokoh nasional Indonesia dan 7 perwakilan Jepang. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiwan Widyodiningrat dan Raden Panji Soeroso sebagai wakil ketua. BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk menyelidiki dan mengumpulkan bahan-bahan penting dalam bidang konstitusi, ekonomi dan politik untuk kepentingan kemerdekaan Indonesia. Untuk mencapai tujuannya, BPUPKI melaksanakan 2 kali sidang pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 dan 10-16 Juli 1945. Setelah berhasil menjalankan tugas-tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan tugasnya dilanjutkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI. PPKI memiliki 21 anggota yang merupakan perwakilan dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, etnis Tionghoa dan pihak Jepang. PPKI mengemban tugas BPUPKI untuk melanjutkan persiapan kemerdekaan Indonesia. Baca juga 15 Agustus 1945, Jepang Umumkan Menyerah pada Sekutu

janji kemerdekaan kepada indonesia diwujudkan jepang dengan membentuk